Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Realisasi Investasi Topang Perekonomian Indonesia


Oleh : Abdullah )*

Perekonomian di Indonesia memang dipengaruhi oleh adanya investasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan investasi mampu menyerap tenaga kerja sehingga mempercepat perputaran uang yang ada.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memperkirakan bahwa perbaikan mobilitas dan konsumsi domestik akan meningkatkan kinerja investasi 2022, sehingga mendorong pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Investasi, tercatat pada kuartal III/2022 investasi langsung mencapai Rp 307,8 triliun atau tumbuh 42,1 persen (year on year) yoy, naik dari pertumnbuhan  kuartal sebelumnya di 35,5 persen yoy. Kinerja teresebut ternyata ditopang oleh sektor manufaktur, transportasi dan pertambangan.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menilai bahwa capaian kinerja tersebut dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Agenda reformasi struktural dan birokrasi dapat memberikan manfaat bagi investasi di sektor-sektor efek pengganda atau output yang tinggi. Menurutnya, sektor yang diuntungkan seperti manufaktur dan konstruksi. BMRI juga meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,17 persen tahun ini, dengan pertumbuhan investasi di kisaran 4,0-5,0 persen.

Dalam publikasi risetnya, Andry menuliskan, Investasi diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 2022. Seiring dengan permintaan domestik yang terus menguat di tengah membaiknya mobilitas masyarakat pasca pelonggaran PPKM, investasi diperkirakan akan melanjutkan siklus kenaikan.

Momentum investasi juga akan didukung oleh reformasi berkelanjutan di sektor hilir sumber daya alam karena reformasi telah berhasil menarik investasi yang signifikan ke sektor logam dasaryang kemudian sangat mendukung kinerja ekspor Indonesia.

Meskipun risiko resesi global meningkat, investasi asing (foreign direct investmen/FDI) tercatat memiliki kontribusi hingga 54,9 persen terhadap investasi langsung kuartal III/2022. Hal tersebut rupanya disebabkan karena harga komoditas yang tinggi, kemudahan aturan bisnis dan perizinan, hingga upaa merampingkan prosedur investasi.

Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) berkontribusi 45,1 persen terharap investasi kuartal III/2022. Sektor terbesarnya adalah industri logam, barang logam, kecuali mesin dan peralaatan (14,3 persen investasi langsung); transportasi, gudang dan telekomunikasi (10,6 persen); perumahan, kawasan industri dan gedung perkantoran (9,4 persen); pertambangan (9,2 persen); serta listrik, gas dan air minum (8,8 persen).

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo merasa optimis bahwa investasi akan menopang perekonomian pada tahun 2022, hingga tumbuh dalam rentang 4,7 persen sampai 5,5 persen.

Selain investasi, konsumsi rumah tangga yang perlahan meningkat karena akselerasi vaksinasi dan pembukaan beberapa sektor juga akan membantu pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Perry menyebutkan, inflasi memang akan meningkat tetapi pihaknya meyakini bahwa pada tahun 2022 tetap pada target dua persen sampai empat persen. Konsumsi yang membaik menurutnya akan didorong pula oleh perbaikan pertumbuhan kredit dan masifnya digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan Indonesia akan meningkat tahun ini, meski tetap rendah di antara 1,1 persen sampai 1,9 persen, sehingga masih akan menopang stabilitas eksternal bersama dengan cadangan devisa yang kuat.

Maka dari itu, kondisi yang baik di dalam negeri tersebut akan menahan risiko yang datang dari global, seperti lonjakan inflasi negara-negara maju serta perubahan kebijakan beberapa bank sentral dunia.

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, peningkatan angka realisasi investasi pada kuartal II-2022 sebesar 7,0 persen ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi oleh sejumlah pengamat ekonomi akan lebih dari 5 persen, melampaui kuartal I-2022.

Adapun investasi di luar Pulau Jawa mendapat kontribusi yang besar dari Provinsi Sulawesi Tengah yang berada di peringkat ketiga dan Riau di peringkat kelima. Selain kedua daerah tersebut, posisi lima besar diduduki oleh Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur yang masih memberikan kontribusi besar dalam realisasi investasi di triwulan ini.

Berkaitan dengan pencapaian realisasi investasi, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi akan adanya peningkatan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dirinya juga mengatakan bahwa dampak dari perbaikan tersebut bisa dilihat dari adanya kemajuan yang pesat atas empat KEK yang ditetapkan pada 2021, setelah diterbitkannya UU Cipta Kerja.

Sejumlah KEK yang dimaksud antara lain, KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic di Batam Provnsi Kepulauan Riau, KEK Lido di Provinsi Jawa Barat dan KEK Gresik di Jawa Timur. Keempat KEK tersebut dalam jangka waktu satu tahun telah merealisasikan investasi sebesar Rp 29,1 triliun dan lapangan kerja baru sebanyak 9.746 orang.

Nantinya, potensi investasi di KEK dapat lebih ditingkatkan sehingga lapangan kerja baru dapat semakin diperluas sehingga mampu meningkatkan multiplier effect yang bermanfaat bagi masyarakat di daerah.

Realisasi Investasi di Indonesia masih diperlukan guna menopang perekonomian Indonesia, investasi inilah yang akan menimbulkan multiplier effect di mana perputaran uang akan semakin deras.

)* Penulis adalah kontributor Persada Institute