Komunikolog Ungkap Diksi Bajingan-Tolol Rocky Gerung Sangat Jauh dari Keberadaban Komunikasi
JAKARTA — Komunikolog mengungkapkan bahwa terdapat penggunaan diksi Bajingan-Tolol yang sempat digunakan oleh Rocky Gerung, yang mana hal itu sangat jauh dari keberadaban komunikasi.
Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing menanggapi sebuah pernyataan yang viral di media sosial mengenai adanya penggunaan diksi Bajingan-Tolol yang dikemukakan oleh seseorang dan ditunjukkan pada orang lain.
Menurutnya, hal tersebut meski bagaimanapun status sosial orang tersebut, menunjukkan bahwa dirinya sama sekali tidak mengindahkan aksiologi komunikasi.
Bahkan, Emrus menilai bahwa pesan demikian adalah pola komunikasi yang sangat jauh dari keberadaban komunikasi dan akal sehat.
Dirinya kemudian berpesan bahwa hendaknya pesan komunikasi apabila sudah dilontarkan ke ruang publik, harusnya rasional, bermanfaat dan tetap menjaga akan keberadaban komunikasi.
Pernyataan tersebut menanggapi bagaimana beberapa waktu lalu pengamat politik Rocky Gerung sempat memberikan kritik yang menggebu kepada Presiden Jokowi dalam sebuah kesempatan.
Rocky bahkan menuding bahwa Kepala Negara terus berupaya untuk bisa mempertahankan legacy yang dia miliki.
"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaanya dia jadi rakyat biasa, enggak ada yang peduli nanti. Tetapi Jokowi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy-nya," katanya.
Kemudian, terdapat diksi yang kemudian menjadi persoalan dan sama sekali tidak beradab ketika pengamat politik itu menuding Presiden RI ketujuh hanya mencari kejelasan akan nasibnya sendiri.
"Dia menawarkan IKN, mondar-mandir ke koalisi, untuk mencari kejelasan nasibnya, dia mikirin nasibnya bukan nasib kita, itu bajingan yang tolol, sekaligus bajingan pengecut," imbuh Rocky.
Dengan adanya pernyataan itu, Ketua Cyber Indonesia, Muannas Alaidid langsung berkomentar dan mempertanyakan apakah boleh menggunakan diksi demikian kepada pemimpin negara.
"Boleh ya bilang presiden kita; bajingan tolol @DivHumas_Polri," tulisnya.
Sementara itu, Pegiat Media Sosial, Denny Siregar juga turut berkomentar dan menyebut bahwa ungkapan dari Rocky Gerung itu jelas sudah melewati batas.
“Rocky Gerung kali ini sangat offside,” katanya.
Menurutnya bahkan ungkapan yang dikemukakan oleh filsuf tersebut sudah termasuk ke dalam penghinaan presiden.
“Ini penghinaan terhadap Presiden,” ujar Denny.
Banyak juga respon lain yang berdatangan dari para warganet di jagat maya yang mengungkapkan bahwa apabila terdapat orang yang menghina presiden, berarti sama dengan menghina pemilihnya.
"Menghina presiden sama aja menghina rakyat yang memilihnya," imbuh warganet lain.
Warganet lain juga terus mendorong agar Rocky Gerung bisa segera ditangkap oleh Polri.
"Harus ditangkap nih orang dungu ini @DivHumas_Polri," tulis warganet di kolom komentar.
****