Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Jelang Panen Raya, Bulog Pastikan Stok Beras Stabil Selama Ramadhan

Oleh : Nesya Alisha)*

Bulan Ramadhan selalu menjadi momen penting bagi umat Islam di Indonesia. Selama bulan suci ini, umat Muslim menjalankan puasa dari fajar hingga terbenamnya matahari sebagai bagian dari ibadah. Di samping aspek spiritualnya, Ramadhan juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, terutama dalam hal ketersediaan pangan, seperti beras, yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Pemerintah Indonesia secara rutin mengambil langkah-langkah untuk memastikan stok beras tetap stabil selama bulan Ramadhan, mengingat pentingnya keberlangsungan pasokan pangan pada bulan yang penuh berkah tersebut.

Kementerian Pertanian (Kementan) telah memastikan pasokan beras dalam negeri saat Ramadan hingga Lebaran aman. Hal ini dikarenakan sejumlah daerah akan memasuki musim panen raya, yakni pada Maret dan April 2024.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya yang akan berlangsung pada Maret-April 2024 diprediksi mencapai 8,46 juta ton.

Menurut Suwandi Kementan fokus dalam meningkatkan produksi padi dan jagung melalui tiga strategi yakni meningkatkan perluasan areal tanam (PAT), peningkatan indek pertanaman (PIP) serta produktivitas. Hal ini dilakukan sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Secara terpisah Deputi Bidang Statistik Produksi, M. Habibullah mengatakan potensi produksi beras nasional sebesar 8,46 juta ton tadi terbagi dalam dua bulan. Di mana pada Maret 2024 diperkirakan mencapai 3,54 juta ton dan April sebesar 4,92 juta ton.
 
Ia menjelaskan produksi beras pada bulan Maret 3,54 juta ton ditopang sekitar 87 persen oleh 10 provinsi yakni Jawa Timur, Jawa tengah, Jawa barat, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Aceh, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Banten.

Sementara potensi produksi beras April sebesar 4,92 juta ton sekitar 80 persen tersebar di 10 provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa barat, Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Barat, Banten, Aceh, dan Sumatra Utara.

Berita gembira mengenai panen raya tengah dirasakan di daerah Purworejo. Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan bahwa saat ini Kabupaten Purworejo sudah memulai panen raya di antara Februari sampai Maret yang diharapkan bisa menambah stok beras di pasaran, seiring kenaikan harga komoditas tersebut.

Ia mengatakan luasan lahan padi di Desa Tunjungan, Purworejo, total mencapai 80 ha dan lahan yang sudah mulai panen sekitar 30 ha, sementara lahan 50 ha sisanya akan dipanen secara bertahap sampai awal April 2024.

Secara keseluruhan, kata dia, total luasan lahan padi di Purworejo yang sudah panen sekitar 51.161 ha,sedangkan untuk total keseluruhan lahan padi di Jateng yang akan panen mencapai 1,64 juta ha.

Dengan dimulainya musim panen padi di Jateng, ia berharap dapat menambah stok beras di pasaran sehingga harga komoditas strategis yang saat ini mengalami kenaikan tersebut dapat berangsur-angsur turun.

Jawa Tengah disebut sebagai lumbung padi. Diharapkan Jawa Tengah di tahun 2024 dengan kondisi beras yang ada, dengan hasil panen yang ada akan aman. Pihaknya mengimbau kepada seluruh pemerintah desa dan kabupaten/kota untuk menghidupkan lagi lumbung padi atau beras yang dinilai sangat efektif untuk menjaga stok beras dan kebutuhan masyarakat pada waktu mendesak.

Senada dalam rangka memastikan pasokan beras untuk memenuhi kebutuhan bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Perum Bulog Cabang Bandung memastikan pasokan beras di wilayah Bandung Raya cukup.

Kepala Perum Bulog Cabang Bandung, Erwin Budiana mengatakan penyerapan beras di gudang Bulog Bandung sejauh ini memang masih didominasi serapan dari luar negeri atau impor. Hal itu disebabkan karena sejauh ini serapan beras lokal belum optimal karena daerah penghasil belum memasuki panen raya.

Perum Bulog Cabang Bandung sendiri memenuhi pasokan beras untuk wilayah Bandung Raya yang mencakup Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung Sumedang.

Menurut dia, belum optimalnya serapan beras lokal itu juga menjadi salah satu pemicu terus naiknya harga beras di pasaran. Dia berharap setelah melimpahnya stok beras dalam negeri, harga di pasaran kembali akan mengalami penurunan sehingga tidak memberatkan masyarakat.

Perum Bulog bersama pemerintah daerah juga terus melakukan upaya untuk menjaga stabilisasi harga, seperti dengan melakukan operasi pasar murah dan pembagian bantuan cadangan pangan.

Bulan Ramadhan memegang peranan penting dalam kehidupan umat Islam di Indonesia, dan stabilitas pasokan beras merupakan faktor kunci dalam menjaga kesejahteraan selama bulan suci ini. Melalui langkah-langkah seperti penguatan produksi, pengawasan distribusi, dan subsidi harga, pemerintah Indonesia berupaya untuk memastikan stok beras tetap stabil dan terjangkau selama bulan Ramadhan. Dengan demikian, masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan khusyuk, tanpa perlu khawatir akan ketersediaan pangan yang mencukupi.

)* Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Agribisnis Pangan